top of page

Memilih Komputer Untuk Arsitek (Part.2)

Hai, ketemu lagi. Di postingan yang lalu saya sudah membahas beberapa tips memilih komputer untuk arsitek dengan membahas tentang laptop vs desktop dan memilih operating system. Di bagian kedua ini, saya akan melanjutkan dengan membahas tentang komponen dan spesifikasi komputer untuk menjalankan program-program arsitektur.


Perkembangan perangkat komputer sangat cepat berubah. Tiap tahun ada saja perangkat baru menggantikan perangkat yang lama. Disini saya tidak akan merekomendasikan merek atau model tertentu, agar postingan ini selalu relevan untuk dibaca kapanpun. Saya cuma akan membahas lima komponen penting bagi arsitek saat akan memilih komputer, yakni CPU, RAM, Storage, VGA dan Layar/Monitor.

CPU (Central Processing Unit)


CPU adalah otak dari komputer. Semua tugas dan perintah yang kita lakukan di komputer akan diproses oleh CPU. Di pasaran, pilihan CPU ini ada banyak dan jika awam, bingung harus memilih yang mana. CPU ada yang terdiri dari single-core dan multi-core (yang biasanya ditandai dengan Dual Core, Quad Core,dst). Istilah apa ini?

Memilih Komputer Untuk Arsitek

Kita ibaratkan begini, core ini adalah tukang batu. Single-core berarti tukangnya hanya satu, dan multi-core berarti tukangnya ada banyak. Lebih baik mana, rumah yang dibangun hanya dengan seorang tukang atau banyak tukang? Rumah yang dibangun dengan banyak tukang tentunya akan selesai lebih cepat dan lebih ringan karena bebannya dibagi rata ke masing-masing tukang. CPU juga seperti itu, makin banyak jumlah core nya, maka makin cepat dan ringan dia menyelesaikan sebuah pekerjaan. Dalam CPU juga ada yang dinamakan clock speed, biasanya ditandai dengan satuan gigahertz/GHz (misal 3,6 GHz atau 4,3 GHz). Makin tinggi angka GHz, maka makin cepat CPU. Kembali ke analogi tukang tadi, tukang yang bekerja dengan cepat tentu lebih cepat pula menyelesaikan pembangunan rumahnya.

Untuk arsitek sendiri, lebih baik mana? CPU dengan clock speed tinggi atau CPU dengan lebih banyak core? Nah, masing-masing program arsitektur menuntut spesifikasi CPU yang berbeda karena jenis pekerjaannya juga berbeda. Pekerjaan membuat 3D modeling dan menggambar CAD, hanya memerlukan satu core, sedangkan pekerjaan 3D rendering memerlukan banyak core.

Jadi, memilih CPU tidak boleh asal-asalan. Pahami dulu pekerjaan kamu, apakah lebih banyak membuat modeling dan CAD, atau pekerjaan rendering dan animasi? Jika lebih banyak membuat modeling dan CAD, sebaiknya pilih CPU yang clock speed nya tinggi. Tapi kalo kamu lebih banyak membuat rendering dan animasi, pilih CPU yang core nya banyak. Ada pengecualian untuk beberapa software BIM yang mana software tersebut lebih maksimal jika menggunakan CPU multi-core. Saran saya, beli CPU yang terbaik yang bisa kamu beli sesuai dengan budget kamu. Komponen lain seperti RAM dan VGA mungkin bisa ditingkatkan kemudian. Tapi meningkatkan CPU sedikit rumit karena harus menyesuaikan lagi dengan motherboardnya.

RAM (Random Access Memory)


RAM adalah tempat penyimpanan data sementara dan kemudian akan diteruskan menuju CPU untuk diproses. Bayangkan sedang bekerja di meja. Meja ini disebut sebagai RAM. Meja ini kamu gunakan untuk menaruh peralatan seperti pensil, penghapus, dan kertas yang sedang kamu gunakan saat bekerja. Setiap kali kamu memulai tugas baru, misalnya membuat sketsa, kamu dapat dengan cepat mengambil semua alat tulis yang kamu butuhkan karena semua sudah tersedia diatas meja.


Namun, jika meja (RAM) kamu terbatas, kamu hanya dapat menaruh sedikit peralatan di atasnya. Jika kamu memulai tugas baru misalnya membuat maket, kamu membutuhkan alat tambahan yang tidak ada di meja saat ini karena diatas meja hanya ada alat sketsa. Kamu harus menyimpan alat sketsamu, dan menggantinya dengan alat membuat maket seperti karton, cutter, gunting, lem, dan lainnya untuk ditaruh diatas meja.


Dalam hal ini, jika kamu memiliki meja (RAM) yang besar, kamu dapat menaruh lebih banyak peralatan termasuk alat tulis dan alat pembuat maket dengan mudah tanpa harus bolak-balik ke tempat penyimpanan lainnya. Sebaliknya, jika meja kamu kecil, kamu perlu sering bolak-balik untuk mengambil peralatan yang berbeda dan hal ini butuh waktu.

Memilih Komputer Untuk Arsitek

RAM berfungsi mempercepat kerja CPU menyelesaikan sebuah tugas. Sama dengan analogi meja tadi, makin besar mejanya (RAM), maka makin banyak peralatan yang bisa ditaruh di atas meja, sehingga memudahkan kamu untuk menyelesaikan beberapa tugas sekaligus tanpa harus bolak balik mengambil peralatan lainnya. Kapasitas RAM biasanya ditandai dengan satuan gigabyte (GB), contohnya 4GB, 8GB,16GB, 32GB, dst. Makin besar kapasitas RAM nya, maka makin banyak daya tampungnya.

Jadi semakin besar kapasitas RAM maka akan semakin baik? Ya jelas. Semakin kompleks sebuah pekerjaan, maka kapasitas RAM yang dibutuhkan juga akan semakin besar. Masing-masing program arsitektur menuntut kapasitas RAM yang berbeda-beda. Sebelum memutuskan membeli RAM, pastikan melihat requirement masing-masing software di website mereka. Biasanya mereka mencantumkannya, untuk menjalankan program tersebut minimal memiliki RAM berkapasitas berapa. Sesuaikan dengan kebutuhan kamu, tapi satu yang pasti, makin besar kapasitasnya maka akan semakin baik.

Storage

Storage adalah media penyimpanan data dan tempat dimana operating system dan software dipasang. Kita mengenal yang paling umum digunakan adalah Hard Disk Drive (HDD) dan Solid State Drive (SSD). Satuan penyimpanan ditandai dengan gigabyte (GB) dan terra byte (TB). Kapasitas penyimpanan HDD dan SSD pada umumnya adalah 250GB, 500GB, 1TB, dan 2TB.

HDD adalah media penyimpanan yang berbentuk piringan magnet yang bergerak, sedangkan SSD adalah media penyimpanan berbentuk rangkaian sirkuit. Untuk menyimpan dan mengambil data, HDD bergerak secara mekanik sedangkan SSD bergerak secara elektrik. Hal inilah yang menyebabkan kenapa SSD bekerja lebih cepat dibandingkan dengan HDD. Komputer sekarang banyak yang sudah menggunakan SSD karena selain lebih cepat, SSD juga lebih awet akan tetapi harganya lebih mahal dibanding HDD. SSD dengan kapasitas kecil harganya bahkan lebih mahal daripada HDD dengan kapasitas besar.

Memilih Komputer Untuk Arsitek

Pekerjaan proyek arsitektur dikenal memiliki ukuran file yang sangat besar. File sebuah proyek yang menggunakan software BIM bahkan bisa mencapai ratusan megabyte. Untuk menyiasati agar lebih hemat biaya, saya menggunakan dua jenis storage. SSD dengan kapasitas kecil (250 GB), saya gunakan sebagai tempat untuk memasang Operating System dan software-software arsitektur. Dengan begitu kinerja komputer akan lebih cepat karena saya bekerja di SSD. Sedangkan untuk menyimpan data proyek lama, saya menggunakan HDD dengan kapasitas besar (1TB atau 2TB). Jadi setiap proyek yang sudah selesai, langsung saya pindahkan dari SSD ke HDD.


Oh iya, pertimbangkan juga untuk menggunakan Cloud Storage. Cloud Storage adalah media penyimpanan berbasis online atau digital melalui koneksi internet. Penyedia layanan Cloud Storage ada banyak dan yang paling umum adalah Dropbox dan Google Drive. Jadi kamu ngga usah membeli HDD tambahan, cukup siapkan koneksi internet dan biaya bulanan jika ingin menambah kapasitas penyimpanan. Cloud Storage memiliki keunggulan karena data yang kamu simpan bisa diakses dari perangkat mana pun, beda dengan HDD atau SSD yang harus kamu bawa tiap kali akan mengakses data. Cloud Storage juga meminimalisir kerusakan atau kehilangan data karena data kamu disimpan di dalam server penyedia.


Graphics Card

Graphics card adalah komponen yang fungsinya menerjemahkan sinyal elektrik dari komputer untuk kemudian diteruskan ke monitor dan diperlihatkan dalam bentuk gambar. Pernah coba main game atau bikin modeling tiga dimensi tapi grafiknya patah-patah? Disinilah peran graphics card.

Graphics card terdiri dari 2 jenis, discrete dan integrated. Integrated berarti kartu grafisnya menyatu dengan CPU, sedangkan discrete berarti kartu grafisnya terpisah dari CPU. Karena integrated graphics card menyatu dengan CPU, maka harus berbagi sumber daya dengan CPU sehingga kemampuannya terbatas. Berbeda dengan discrete yang memiliki papan sirkuit sendiri yang terpisah dari CPU, dan juga memiliki sistem listrik yang terpisah sehingga tidak berebut dengan prosesor.

Memilih Komputer Untuk Arsitek

Untuk mengakomodir kebutuhan arsitek, sebaiknya pilih komputer dengan discrete graphics card karena tujuannya adalah untuk melakukan pekerjaan berat. Akan tetapi harganya lebih mahal dan lebih boros listrik. Untuk laptop, kebanyakan dari mereka memiliki kartu grafis yang menyatu. Tetapi ada beberapa jenis laptop yang kartu grafisnya dibuat terpisah. Pastikan kamu memilih laptop yang kartu grafisnya terpisah.

Bagaimana memilih graphics card untuk kebutuhan arsitek? Cara paling mudah adalah dengan mengetahui kebutuhan dari program yang akan dijalankan. Sama seperti CPU, masing-masing software arsitektur memiliki spesifikasi tersendiri untuk graphics card. Beberapa software arsitektur dan desain bahkan ada yang memerlukan graphic card dengan tipe workstation. Apa itu?

Graphics card ada yang tipe consumer dan ada yang tipe workstation/profesional. Graphics card tipe workstation dirancang khusus untuk menangani komputasi visual tingkat tinggi seperti model visual yang komplek dan skala besar. Dengan graphics card tipe ini, pekerjaan akan jadi lebih efektif dan efisien. Kendalanya hanya satu, harganya jauh lebih mahal dibandingkan graphics card consumer. Tapi jangan khawatir, sebagian besar graphics card consumer sudah cukup untuk menangani pekerjaan arsitektur skala kecil hingga menengah.

Layar / Monitor

Layar HD, FHD, UHD, 4K, 5K, semua ini adalah resolusi sebuah layar dalam satuan piksel. Layar 4K berarti layar tersebut memiliki resolusi horizontal sekitar 4000 piksel dan resolusi vertikal 2000 piksel. Bagi arsitek, bekerja dengan menggunakan layar beresolusi besar akan terasa lebih baik. Pekerjaan modeling, CAD drafting, dan rendering penuh dengan detail kecil yang mana sangat sering untuk kita lakukan pembesaran (zoom-in atau zoom-out). Makin kecil resolusi layar maka semakin buram atau pecah gambar yang dihasilkan dan hal ini sangat mengganggu.

Memilih Komputer Untuk Arsitek

Lalu bagaimana dengan ukuran layar? Untuk laptop,sebaiknya tidak kurang dari 14 inch sedangkan untuk desktop sebaiknya diatas 23 inch. Keunggulan menggunakan layar berukuran besar salah satunya adalah saat melakukan multitasking. Pekerjaan arsitektur mengharuskan kita untuk membuka dua atau lebih jendela dan hal ini sangat nyaman dilakukan di layar berukuran besar.

Memilih komputer untuk arsitek memang nggak mudah, tapi cukup mengasyikkan. Kamu tinggal memilih dan menyesuaikan mana yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dan budget kamu. Ingat ya, kebutuhan bukan keinginan. Jadi, semoga setelah membaca postingan ini, kamu sedikit lebih ngerti komputer seperti apa cocok untuk kebutuhan kamu.

1.091 tampilan

Postingan Terkait

bottom of page