Rumah tumbuh adalah rumah yang dirancang secara bertahap karena keterbatasan biaya pembangunan, tetapi bukan asal renovasi. Dari awal kita sudah menentukan tujuan akan seperti apa rumah tersebut nantinya, lalu untuk mencapai tujuan itu maka pembangunannya dibagi menjadi beberapa tahapan. Konsep rumah tumbuh juga sering dilakukan apabila terdapat penambahan jumlah anggota keluarga. Misalnya untuk pasangan baru yang belum memiliki anak, mungkin hanya membutuhkan satu kamar tidur dulu. Nanti ketika telah memiliki anak, maka terdapat penambahan kamar atau ruang-ruang lainnya. Rumah tumbuh pada intinya adalah penambahan luas lantai rumah entah secara horizontal maupun secara vertikal (menambah jumlah lantai) tergantung dari luas lahan.
Masih ingat postingan Desain Rumah Murah 2 Tingkat? Dalam postingan tersebut saya mendesain sebuah rumah mungil di lahan berukuran lebar 4 meter untuk menegaskan bahwa hal paling esensial dari sebuah rumah adalah fungsinya. Selama rumah tersebut berfungsi dengan baik dan sesuai kebutuhan pemiliknya, maka rumah tersebut bisa dikatakan ideal. Di postingan kali ini saya coba mengembangkan rumah mungil tersebut dengan konsep rumah tumbuh horizontal dan vertikal.
Denah eksisting seperti yang terlihat pada gambar fase 1 di kiri atas, terdiri dari dua lantai dimana lantai satu terdiri dari ruang tamu, kamar mandi, dapur, dan halaman belakang. Lantai dua terdiri dari ruang tidur tanpa sekat. Denah tersebut dikembangkan dengan penambahan luas lantai secara vertikal dan horizontal.
Penambahan lantai secara horizontal dilakukan di area depan site yakni dengan menambah ruang makan, dan ruang keluarga di lantai satu, dan menambah dua buah kamar tidur, dan sebuah kamar mandi di lantai dua, seperti yang terlihat pada gambar fase 2 di kanan atas.
Dengan pengembangan ini, maka rumah yang tadinya hanya terdiri dari ruang tamu, kamar mandi, dapur, dan ruang tidur, kini semakin luas dengan penambahan ruang keluarga, ruang makan, dua buah kamar tidur dan sebuah kamar mandi lagi di lantai atas. Sangat memadai untuk mengakomodir kebutuhan keluarga kecil dengan dua anak.
Agar ruang terasa lapang mengingat meskipun setelah dikembangkan, rumah ini tetaplah sebuah rumah kecil, maka pemakaian perabot built-in dan multifungsi tetap menjadi keharusan. Di ruang keluarga, pemakain sofa bed yang ditumpuk menjadi opsi untuk mengantisipasi apabila ada sanak saudara yang datang. Ruang keluarga ini bisa langsung disulap menjadi sebuah ruang tidur. Di lantai dua, untuk menghemat ruang, tangga menuju lantai tiga mempergunakan step shelves, yakni tangga menuju kamar atap yang berfungsi sebagai rak buku. Hal ini bertujuan untuk memanfaatkan setiap space yang ada di dalam rumah.
Untuk penampilan bangunan secara keseluruhan, tidak melenceng jauh dari tema awal yakni budget house. Salah satu hal yang juga penting saat membuat budget house adalah perawatan bangunan. Fasad depan bangunan dibuat selaras dengan tampilan awal sebelum pengembangan, baik dari bentuk dan material bangunan dengan penambahan aksen material kayu komposit sebagai elemen penyeimbang. Atapnya dibuat miring ke satu sisi untuk memudahkan maintenance. Agar terlindung dari tampias air hujan, jendela kamar dibuat agak mundur dari bidang dinding.
Bagaimana? Dengan perencanaan yang tepat, maka sebuah rumah dapat berfungsi secara maksimal sesuai dengan kebutuhan pemiliknya. Dengan perencanaan yang tepat pula, maka anggaran pembangunan rumah dapat ditekan dan diatur, salah satunya melalui konsep rumah tumbuh ini. Jadi nggak ada lagi alasan bahwa biaya belum cukup. Siapapun bisa membangun rumah impian asal direncanakan dengan baik. Semoga postingan ini menginspirasi!