top of page

Berbagi Ruang: Greenhost Boutique Hotel, Yogyakarta

Apa yang terlintas di benak saat mendengar kata 'Yogyakarta'? Kota budaya? Kota pelajar? Malioboro? Keunikan seni dan budaya yang kental, akses yang mudah dicapai dari mana saja, dan fasilitas yang memadai menjadikan Yogyakarta sebagai salah satu kota di Indonesia yang lumayan sering dijadikan tujuan berlibur bagi kebanyakan wisatawan, entah wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Di salah satu sudut kota Yogyakarta, tepatnya di jalan Prawirotaman, ada sebuah hotel berarsitektur unik bernama Greenhost Boutique Hotel karya Paulus Mintarga dari Timtiga. Beliau dikenal dengan karyanya yang selalu memperhatikan lingkungan dan kepeduliannya terhadap penggunaan material lokal dan material bekas. Hotel ini sendiri dirancang dengan prinsip ramah lingkungan dan menerapkan konsep agricrafture yang merupakan gabungan agriculture yaitu budaya mengolah tanah, dan craft yaitu kerajinan dan kriya.

Greenhost Boutique Hotel
Fasad depan yang ditutupi tanaman. Image by Adityuwana

Fasad Depan

Hotel ini langsung mencuri perhatian dengan tampilan yang tidak biasa. Tidak seperti hotel pada umumnya, Greenhost menutup fasad depannya dengan tanaman gantung Vernonia Elliptica atau yang lebih dikenal dengan Lee Kwan Yew. Tanaman ini berfungsi untuk menurunkan suhu ruangan di dalamnya. Entrance menuju lobi dibuat terbuka tanpa pintu dan sekat, menjadikan area ini tidak memerlukan penghawaan buatan. Dindingnya dibuat dari material sisa bekas potongan kayu yang ditata sedemikian rupa sehingga terlihat menarik.

Greenhost Boutique Hotel
Penggunaan material bekas di dinding. Image by Adityuwana

Lobi dan Resepsionis

Greenhost Boutique Hotel
Lobi hotel semi-outdoor. Image by Adityuwana

Perbedaan suhu antara ruang luar dan dalam langsung terasa ketika masuk ke area lobi. Lobi hotel ini meskipun tanpa penghawaan buatan, terasa sejuk dengan konsep semi-outdoor tanpa sekat dengan berbagai macam tanaman yang diletakkan di hampir setiap sudut ruang. Lantainya terbuat dari semen yang dicetak menyerupai papan kayu. Bersebelahan dengan area lobi terdapat kolam renang yang menjadikan seluruh area ini seperti hutan tropis.

Greenhost Boutique Hotel
Greenhost Boutique Hotel
Suasana hotel dengan tanaman di hampir setiap sudut. Image by Adityuwana

Interior

Greenhost Boutique Hotel
Greenhost Boutique Hotel
Resepsionis dengan material kayu bekas. Image by Adityuwana

Interior hotel berkonsep industrial, didominasi kayu, serta dinding tanpa cat. Lantai terbuat dari semen yang diaci halus. Koridor penghubung antar kamar dibuat terbuka dan dilengkapi dengan pipa paralon yang dilubangi untuk tanaman hidroponik, sesuai dengan konsep agricrafture. Pipa ini selain sebagai media tanam hidroponik, juga berfungsi sebagai railing koridor. Dengan fungsi ganda tersebut, nilai keindahan dan keamanan saling melengkapi. Ide yang brilian.

Greenhost Boutique Hotel
Pipa hidroponik sebagai pengganti railing. Image by Adityuwana

Kamar

Hotel ini memiliki 96 kamar yang didesain oleh Ivan Christianto, Paulus Mintarga dan Erick Dangian. Desain interior berkonsep industrial dengan dinding semen ekspos tanpa cat, dan lantainya terbuat dari bahan yang sama tanpa karpet. Perabotnya terbuat dari kayu bekas dan daur ulang. Meskipun begitu, tetap berkesan estetik dan unik.

Greenhost Boutique Hotel
Perabot kamar menggunakan material bekas. Image by Adityuwana

Rooftop

Area ini menjadi area yang paling unik dari hotel. Lantai rooftop dimanfaatkan sebagai area bercocok tanam. Konsep ini dikenal dengan istilah urban farming. Urban farming adalah bentuk pertanian perkotaan dengan menanam bahan makanan di daerah perkotaan, biasanya di halaman belakang atau di tanah kosong, atau ruang terabaikan seperti rooftop bangunan, yang biasanya tidak didedikasikan untuk memproduksi makanan. Hasil urban farming ini kemudian dapat dinikmati langsung oleh para tamu hotel atau dijual ke hotel-hotel dan masyarakat sekitar. Untuk menuju area cocok tanam ini, kita harus melewati jembatan besi dengan lantai kayu yang menghubungkan area lift.

Greenhost Boutique Hotel
Greenhost Boutique Hotel
Area atap digunakan sebagai area urban farming. Image by Adityuwana

Art

Selain sebagai penginapan, hotel ini juga menyediakan space untuk pameran karya seni. Pihak hotel bekerja sama dengan komunitas dan seniman lokal untuk memamerkan dan menjual karyanya di dalam hotel. Beberapa karya seni dapat dinikmati di beberapa sudut hotel.

Greenhost Boutique Hotel
Salah satu karya seni di sudut hotel. Image by Adityuwana

Konsep unik yang diusung Greenhost Boutique Hotel menjadikan hotel ini salah satu pilihan tempat menginap di Yogyakarta, terutama bagi segmen muda dan komunitas kreatif. Jika ke Yogyakarta, nggak ada salahnya merasakan pengalaman baru menginap di hotel yang rate nya sekitar 500 ribuan ini.


326 tampilan

Postingan Terkait

bottom of page