top of page

Belajar Gaya Hidup Minimalis

Banyak orang yang mengenal istilah minimalis, tapi beberapa mungkin belum mengetahui tentang gaya hidup minimalis. Minimalis bukanlah filosofi baru. Minimalis atau minimalisme adalah aliran dalam seni, desain, dan produk yang berkembang sejak tahun 1960-an. Aliran ini sangat dipengaruhi oleh gaya zen Jepang, dengan konsep seperti 'ma' yang berarti ruang kosong dan 'seijaku' yang berarti keheningan. Seiring waktu, minimalisme berkembang dalam setiap aspek mulai dari desain hingga gaya hidup.

Belajar Gaya Hidup Minimalis

Gaya hidup minimalis erat kaitannya dengan gaya hidup sederhana, tidak berlebihan, dan lebih mementingkan kualitas dibanding kuantitas. Salah satu penganut gaya hidup minimalis, Fumio Sasaki dalam bukunya “Goodbye Things” mengatakan bahwa gaya hidup minimalisme adalah dengan mengurangi jumlah kepemilikan barang dengan tujuan agar memberikan kebebasan.


Salah seorang tokoh yang juga menerapkan gaya hidup minimalis adalah Steve Jobs, pendiri Apple. Hal ini bisa terlihat dari cara dia berpakaian dan juga produk-produk yang dihasilkan Apple dengan filosofi minimalisnya. Steve mampu membuat sebuah produk yang ‘menghilangkan segala hal yang tidak penting untuk memberi ruang untuk hal yang lebih esensial’.


Jika tertarik dengan konsep gaya hidup minimalis dan ingin menerapkannya, beberapa hal-hal dibawah ini perlu diperhatikan.


Mindset

Prinsip utama untuk menerapkan gaya hidup minimalis adalah memiliki mindset minimalis. Orang-orang yang menganut prinsip minimalis paham apa yang penting bagi dirinya sendiri dan tetap mempertahankan hal-hal tersebut untuk dirinya. Mereka menjalani hidup dengan sederhana tetapi maksimal yang akhirnya membawa kebahagiaan. Mereka tidak memiliki banyak barang, tapi barang yang sedikit itu justru sangat fungsional dan memiliki value bagi mereka.


Jika saat membaca artikel ini kamu berada di kamar atau di rumah, coba kamu perhatikan sekelilingmu. Apakah ada barang yang jarang kamu pakai atau gunakan? Apakah barang tersebut menumpuk dan membuatmu tidak nyaman? Milikah mindset minimalis, ketahui apa saja yang penting bagi kamu dan pertahankan hal tersebut.

Belajar Gaya Hidup Minimalis
Steve Jobs adalah salah seorang penganut minimalisme. Image by medium.com

Declutter

Setelah memiliki mindset minimalis, selanjutnya adalah decluttering. Buang barang-barang yang tidak penting dan tidak digunakan. Mulai dengan barang-barang yang jelas merupakan sampah dan barang yang sudah rusak, misalnya baju yang sudah robek. Lanjutkan dengan membuang barang yang menganggur. Aturannya seperti ini, jika ngga pernah melihat dan menggunakan barang tersebut dalam setahun terakhir, percayalah, kita ngga akan pernah lagi menggunakannya. Singkirkan barang tersebut.


Ruangan yang berantakan dan penuh dengan barang akan membuat kita sulit untuk fokus melakukan aktivitas. Sisakan hanya barang-barang yang penting saja atau yang memang digunakan. Dengan melakukan kegiatan ini, kita bisa belajar untuk mengatur barang mana yang akan disimpan, digunakan, hingga dibuang karena sudah tidak digunakan dan dibutuhkan lagi.


Tapi pertanyaan selanjutnya adalah, seberapa jauh kita harus mengurangi barang agar menjadi minimalis? Sebenarnya nggak ada aturan yang pasti. Yang jelas, kita harus bisa memahami mana barang yang penting dan membuang yang nggak penting, untuk memberi ruang lebih pada barang yang penting tadi.

Belajar Gaya Hidup Minimalis
Fumio Sasaki di depan lemari pakaiannya yang hanya terdiri dari beberapa baju saja. Image by Japan Times.

Kebutuhan vs Keinginan

Untuk menerapkan gaya hidup minimalis, kita harus bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan mempunyai sifat yang terbatas sedangkan keinginan cenderung tidak terbatas. Kebutuhan cenderung konstan dan tidak berubah, sedangkan keinginan cenderung berubah-ubah tergantung individunya. Masing-masing individu memiliki selera, kemampuan, dan lingkungan tempat tinggal yang berbeda. Karena berbeda, maka standar untuk memenuhi keinginan juga akan bervariasi.

Contohnya sepeda. Kebutuhannya adalah sebuah sepeda untuk berolahraga. Keinginannya adalah sepeda bermerek. Sebenarnya kalo kebutuhannya hanya sepeda untuk berolahraga, cukup beli sepeda dengan merk apa saja. Nggak perlu sepeda bermerek karena merek itu adalah keinginan. Yang penting kebutuhannya terpenuhi, yakni berolahraga.

Tidak Menambah Barang

Nggak perlu membeli sesuatu hanya karena sedang diskon. Nggak perlu mengambil sesuatu hanya karena gratis. Nggak perlu membeli dua barang karena lebih hemat, jika yang dibutuhkan hanya satu barang saja. Hal-hal seperti itu justru akan menambah barang yang nggak dibutuhkan.

Jika ada kamar atau ruang kosong di rumah, jangan mengisinya dengan barang hanya karena berpikiran ‘biar nggak kosong’. Misalnya sudut ruang keluarga. Karena terlihat kosong, kita memutuskan membeli sebuah rak untuk menaruh sesuatu disana. Apa salahnya kalo area tersebut dibiarkan begitu aja? Menambah rak berarti menambah barang. Setelah menambah rak, tentu kita akan mengisinya dengan pajangan yang berarti akan menambah barang lagi.

Belajar Gaya Hidup Minimalis
Naoki Numahata di ruang keluarganya yang 'kosong'. Image by Thomas Peter/Reuters.

Substitusi

Prinsip minimalis adalah mengurangi jumlah kepemilikan barang, mempertahankan barang-barang yang fungsional dan memiliki value, serta mempertahankan jumlahnya. Sebelum membeli sebuah barang, sebaiknya membuang dulu sebuah barang. Dengan begitu, jumlah barang yang dimiliki nggak akan bertambah. Prinsip ini hanya berlaku untuk barang yang sejenis, misalnya membuang sebuah kemeja kemudian membeli kemeja baru. Agak lucu jika membuang sebuah baju kaos lalu menggantinya dengan sebuah treadmill, misalnya.

Belajar Gaya Hidup Minimalis
Peralatan dapur Saeko Kushibiki. Image by The Guardian.

Sewa daripada Beli

Mulai membiasakan diri dengan menyewa barang, alih alih membelinya. Terutama untuk barang-barang yang hanya dipergunakan sekali dalam setahun, seperti tenda camping, peralatan mendaki gunung, peralatan memancing, atau bahkan koper traveling. Hal ini juga berlaku untuk perlengkapan bayi dan mainan anak, terutama barang besar seperti stroller bayi, perosotan, dan kolam renang mini. Anak kecil cenderung cepat bosan dan ingin bermain sesuatu yang baru. Dibanding membelinya dan akhirnya kerepotan menyimpan dan mengurus karena hanya digunakan sesekali, menyewa adalah cara yang paling praktis dan murah.

Digitalisasi

Punya album foto kenangan, atau buku tahunan sekolah? Gimana jika semua hal tersebut diarsipkan secara digital? Pindai semua foto, lembar per lembar buku tahunan, dan segala macam hal lain yang bisa diarsipkan. Simpan dalam sebuah hard drive atau cloud storage. Dengan begitu kita bisa mengaksesnya kapanpun dan dimanapun. Kita juga nggak perlu lagi menyiapkan tempat khusus untuk menaruh barang-barang tersebut di rumah yang rentan berdebu, rusak akibat lembab atau dimakan rayap.

Belajar Gaya Hidup Minimalis
Salah satu sudut apartemen Joshua Fields dari The Minimalists. Image by The Minimalists.

Manfaat Menerapkan Gaya Hidup Minimalis


Waktu yang Efisien

Dengan sedikitnya barang yang kita miliki, membersihkan rumah menjadi lebih cepat. Tidak perlu memindahkan banyak perabotan, atau mengangkat kardus yang menumpuk di lantai. Barang yang sedikit juga mudah dan cepat dicari karena semua barang tertata rapi.


Meningkatkan Produktivitas

Karena waktu yang digunakan untuk membersihkan rumah dan membereskan barang lebih sedikit, hal ini akan berdampak pada produktivitas. Kita bisa menghabiskan lebih banyak waktu untuk kegiatan produktif lain seperti belajar bahasa asing, belajar skill baru, atau berkumpul bersama keluarga.


Menghemat Pengeluaran

Paham antara kebutuhan dan keinginan, tentu membuat kita akan berpikir berkali-kali jika akan membeli sebuah barang. Hal ini tentu akan berdampak pada keuangan, apalagi jika mengeluarkan uang membeli sesuatu hanya untuk memperlihatkan siapa diri kita kepada orang lain. Gaya hidup minimalis membuat kita menjadi tidak mudah mengeluarkan uang untuk hal-hal yang tidak penting dan tidak dibutuhkan.

Bebas

Semakin banyak barang yang kita miliki, maka kita akan semakin terikat. Gaya hidup minimalis membuat kita lebih bebas dalam segala hal. Bebas dari stres karena rumah berantakan, bebas dari pikiran biaya perawatan sebuah barang, bebas dari pikiran akan sebuah barang jika kita meninggalkannya dalam waktu lama, bebas dari perasaan takut barangnya rusak, dan sebagainya.


Seperti yang ditulis Fumio Sasaki dalam bukunya, “Nilai diri kita tidak ditentukan oleh seberapa banyaknya barang yang kita punya”. Mungkin ngga ada salahnya kalo kita mulai belajar menerapkan gaya hidup minimalis. Bagaimana menurut kamu?



256 tampilan

Postingan Terkait

bottom of page